Sabtu, 02 Januari 2021

Tips Parenting #4

 

Menasihati Anak dengan Memujinya

 

Menasihati anak adalah hal yang wajib kita lakukan sebagai orang tua, ketika anak melakukan suatu kesalahan atau perbuatan/perkataan yang kurang tepat, agar anak bisa terarah pada perbuatan maupun perkataan yang benar. Tentu kita perlu memperhatikan cara menasihati anak, agar anak bisa menerima nasihat yang kita sampaikan. Kita bisa mencontoh Nabi Muhammad SAW.

 

Nabi kita adalah orang yang mengetahui hakikat jiwa manusia dengan berbagai macam seluk-beluk dan kecenderungannya. Beliau adalah seorang yang sangat berpengalaman untuk menundukkannya  beliau terkadang memakai pujian untuk memberikan dorongan semangat atau menggugah perasaan agar jiwa yang bersangkutan merespons dan mau melaksanakan nasihatnya dengan suka rela tanpa ada paksaan dan senang tanpa ada rasa takut.

 

Ibnu Umar berkata, "Pada masa Rasulullah, ketika aku masih muda dan belum menikah, aku sering tidur di masjid. Dalam tidurku, aku bermimpi seakan-akan ada dua malaikat yang membawaku ke neraka." Ibnu Umar melanjutkan kisahnya, "Kami didatang oleh oleh malaikat lain yang berkata , 'Kamu jangan takut'.

 

Selanjutnya, dia menceritakan mimpinya itu kepada Hafshah kemudian Hafshah menceritakannya kepada Rasulullah. Maka beliau bersabda, sebaik-baik lelaki adalah Abdullah seandainya ia mengerjakan salat malam'."

 

Sejak saat itu Abdullah bin Umar selalu mengerjakan shalat malam dan hanya tidur sebentar. Pujian yang dikemukakan oleh Nabi ternyata dapat memotivasi dirinya untuk mengerjakan sholat malam secara kontinu.

Al Ghazali menjelaskan, " Apabila dalam diri seorang anak terlihat akhlak yang baik dan perbuatan yang terpuji, hendaklah ia dihormati, diberikan imbalan kepadanya sesuatu yang dapat menyenangkan dan dipuji di hadapan orang banyak guna menyemangatinya untuk melanjutkan akhlak yang mulia dan perbuatan terpujinya.

 

Al Ghazali menjelaskan, "Apabila dalam diri seorang anak terlihat akhlak yang baik dan perbuatan yang terpuji, hendaklah ia dihormati, diberikan imbalan kepadanya sesuatu yang dapat menyenangkan dan dipuji di hadapan orang banyak guna menyemangatinya untuk melanjutkan akhlak yang mulia dan perbuatan terpujinya.

 

Apabila sang anak melakukan hal yang bertentangan dengan apa yang telah disebutkan di atas dan di sisi lain ia berupaya keras untuk menyembunyikannya, hendaklah sang pendidik berpura-pura seakan tidak mengetahui sesuatu pun yang dilakukannya agar si anak tidak merasa malu dengan kesalahannya. Apabila ternyata si anak mengulangi kesalahannya hendaknya ia ditegur secara rahasia, dijelaskan akibat kekeliruannya, dibimbing ke arah yang benar, dan diperingatkan agar tidak mengulangi lagi kekeliruannya."

 

Sumber : Buku Islamic Parenting karya Syaikh Jamal Abdurrahman (Penerbit Aqwam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar